SARAT & BERAT

BERAT SUNGGUH UNTUK BERDIRI
BERAT LAGI UNTUK BERLARI.........

SEMUA KUCAR-KACIR
KERANA YANG MEMIMPIN BUKAN SUAMI
TAPI ISTERI YANG ADA DIBELAKANG DIRI....

SEORANG LELAKI ATURANNYA...
HARUS PUNYA HAK...
PUNYA PILIHAN ...
UNTUK MEMBUAT SATU KEPUTUSAN
TANPA ADA BAYANG-BAYANG YANG MENGHANTUINYA...

INI TIDAK....
SUAMI YANG ANGKAT SUMPAH
ISTERI PULA YANG SUMPAH SERANAH

BERAT ....SUNGGUH BERAT...
APAKAN DAYA ....
ANGGAPLAH YANG SUSAH ITU UJIAN
YANG MUDAH ITU BALASAN
YANG AKAN DATANG JANGAN ANGGAP IMBALAN
TAPI ANGGAPLAH KEMUJURAN.........

MANA TAHU.....
HATI MANUSIA KAN BOLEH BERUBAH....
INI BARU 18 BULAN
MASIH LAMA UNTUK MEMANGKAH...


JIT JIT SEMUT , SAPA SAKIT NAIK ATAS....

Monolog Buat Saudara Azli.

MONOLOG BUAT SAUDARA AZLI....

Semalam ku layari laman hijau jati diri nya...

Kan genap setahun dalam benang arus yang mengalir tiba

Namun...

Azli kan tinggalkan pena nya , yang kekadang tajam menusuk daun sireh di minda manusia..

Yang bernama pemimpin , yang bernama dipimpin

Di colek oleh Azli bagaikan pedang Habsi menghiris segala tindak-tanduk mereka..

Tapi itu perjuangan nya....perjuangan saudara azli

Mahu bagaimana lagi berjuang dalam aman

Kecuali

Hanya pena dalam maya yang mampu bicara...

itu lah perjuangan tanpa suara , tanpa bicara , tanpa bahaya

Tapi akhirnya...tersingkir juga pemuda Kuala ini...tidak mampu menahan gelora..

dan beliau pun dinamakan pencundang NAMUN dalam benak pena ku

Beliau adalah wira atau bakal wira walaupun tidak sehebat waja namun wira ini lebih

baik dari 'Perdana'.....

kerana biar jelek pun wira masih mahu terima kata-kata 'MEKANIK ' yang tua......

Ingin ku nyatakan
Betapa resahnya aku
Bila ku lihat yang adil tidak adil
Bagaikan aur melupai tebing
Yang benar tidak benar
malah yang tipu pula jadi dambaan

Susah betul lah bro....
Bila yang di lock up yang tidak bersalah
Yang benar menjadi hamba
Yang dusta pula menjadi raja
Siapa kita?
Tak lain ....hanyalah sebilangan yang menerima malapetaka
Kerana sumpah dusta telah menjadi kuasa
Bagi menutup semua penderhaka
Kita yang benar disangka bahaya........

Kejamnya insan yang bernama manusia.......

KELIRU

Geleng kepala tanda tak percaya
Tapi bukan pada kenyataan
Cuma ragu pada ilmu
Rupanya pengetahuan tak sampai seperti yang diidamkan
Itulah ragu
Bila 'hak' tidak bertemu ilmu
Semua yang 'hak' menjadi ragu....

Ponstan.

Garu sana garu sini tak mengaku kata gatal...
Itulah adat hidup...
Kalau tak jelas kata kurap
Sampai kiamat tak mengaku kata silap...

Tahun Baru

Aku berjalan di kota tua
Yang terisi dengan duka dan nestapa
Ratapan rakyat yang menderita
Kerana susah mereka
di katakan takdir yang maha kuasa

Yang disanjung hanya yang kaya
Yang di rai hanya yang berkuasa
Habis kalau rakyat yang hidupnya sempit
Makan pun semekut apa ada ruang bersalam
memohon berkat pemimpin agar kolam simpati
mengalir mengubah takdir

Hidup ini berplatformkan pembohongan
Kalau jujur jiwa mu kan terkubur
Kalau pandai lidah bermain madah
Hidup yang susah nerscaya bertukar mudah

Yang tipu hidup-hidup
Kan berdiri seperti pahlawan
Yang jujur lurus berbendul
Kan diam umpama manikam
Itulah kehidupan.....

Kalau di lihat dari kolam bawahan.....

Hati-hati Teman Ku.

Enak kalau pena bermain di pasir putih
Bisa alpa derita karena tintanya
Tapi kalau yang kau coret cuma kepalsuan pada rakyat
Lebih baik berhenti bung !
Sebelum dosa itu menikam kalbu mu
Sebelum dosa itu memakan sendi-sendi saraf mu
Lebih baik berhenti bung...

Rakyat udah cukup derita
Menangis
Sambil meratap takdir dan pilihan hidup
Tapi
Bung masih akur dengan tinta-tinta dosa itu
Seolah akan berganti emas dari kertas yang bung coret itu

Ingat bung...
Ada pihak yang memerhati
Ada pihak yang ngak puas hati
Ada pihak yang mahukan ganti rugi
Karena coretan bung selama ini
Menyadarkan yang terlena
Mengerakan yang tidak bernyawa
Jangan bung gantikan
Yang hak dengan yang batil
Karena Yakjud dan Makjud itu bung
Telah tertulis dari Luh Mahfuz
Rahsia Tuhan yang susah di tempuh
Jangan karena Tahta
Sanggup bung tukarkan dengan agama

Sebagai teman
Hati-hati teman ku................